Selasa, 01 Januari 2013
Curhat di Awal Tahun 2013
Melihat anak-anak kecil yang sedang bermain petasan, saya jadi teringat masa kecil saya.
Waktu saya kecil, saya amat sangat jarang bermain petasan karena orangtua saya tidak pernah mengajarkannya, walaupun orangtua saya juga tidak pernah melarang saya bermain petasan.
Hanya saja, orangtua saya mengajarkan saya untuk tidak mengganggu orang lain, mengganggu kenyamanan orang lain, ataupun membuang uang untuk sesuatu yang tidak berguna.
Maka, saat itu pun saya putuskan untuk TIDAK bermain petasan.....
Saat ini, jika saya protes atau menegur atau menghardik anak-anak atau orang tua yang bermain petasan, saya yakin 100%, mereka akan balik "menyerang" saya. Yaa, sekarang ini, saya lah orang aneh, dan saya putuskan untuk tetap jadi orang aneh...
Pergantian tahun 2011-2012, saya mengutuk, mengobral sumpah serapah kepada mereka yang bermain petasan karena di tengah perjuangan saya melawan derita malaria, mereka tidak peduli dengan keadaan lingkungan sekitar dengan tetap heboh menyalakan berbagai macam petasan dan keluarganya.
Kemarin, pada pergantian tahun 2012-2013, giliran teman saya yang mengutuk para pelaku kehebohan petasan tersebut karena dia sedang didera malaria, selain anaknya yang berumur beberapa bulan baru saja sembuh dari sakit dan tentunya sangat terganggu.
Banyak yang merasa terganggu dengan ledakan-ledakan petasan, tetapi yang membuat saya heran, lebih banyak lagi yang merasa hebat jika petasannya menyalak dengan keras, puas jika orang terkaget karena suaranya, senang jika orang lain lari ketakutan menghindari petasan.
Jika saya yang masih muda saja merasa terganggu, bagaimana dengan bayi umur 1 tahun? bagaimana jika bayi tersebut sedang sakit? bagaimana dengan tua renta? bagaimana dengan orang yang sedang sakit parah? bagaimana dengan fakir miskin? bagaimana dengan janda-janda tua? bagaimana dengan anak terlantar? (Oke, saya akui, untuk yang tiga terakhir saya sebut, saya pikir saya terlalu berlebihan...)
Bagaimana jika orangtua anda yang sakit parah dan saya menyalakan petasan yang sangat besar di depan rumah anda?
Bagaimana jika buah hati anda yang sedang demam dan saya menyalakan meriam karbit di dekat lingkungan rumah anda?
Sungguh, orangtua macam apa yang tega dan rela membiarkan anaknya bermain dengan benda berbahaya, membiarkan anaknya mengganggu kenyamanan orang lain, dan siap membela jika anaknya ditegur atau diprotes orang?
Ada apa dengan empati semua orang di Indonesia ini...?
Mereka bilang, "klo ga mau dengar suaranya, yaa tutup telinga aja".
Dan akhirnya, saya harus menutup telinga saya untuk orang-orang yang hatinya tertutup...
#posting perdana di awal tahun 2013, di awali dengan keprihatinan...
Langganan:
Postingan (Atom)