Jumat, 02 November 2012

5 Hal yang Perlu Diperhatikan pada Pengukuran Survey Terestris dengan Alat Teodolit

Pada kesempatan ini saya akan membahas topik yang lebih "membumi", topik yang berkaitan dengan survey terestris. Alih-alih membahas software canggih dan teknologi mutakhir, saya hanya akan sekedar sharring mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan surveyor dalam pengambilan data pada pengukuran survey terestris, terutama dengan menggunakan alat teodolit. Semoga berkenan :)

1. Perencanaan
Sebelum melakukan pengukuran, sudah seharusnya surveyor wajib melakukan perencanaan terhadap pengukuran ataupun survey yang akan dilakukan. Melakukan perencanaan dengan baik berarti pekerjaan survey yang akan dilakukan telah selesai 50%, dan 50% sisanya diselesaikan pada saat pelaksanaan survey itu sendiri. Perencanaan tersebut meliputi rencana kerja, waktu, jumlah tenaga, biaya, metode pengukuran, perlatan yang digunakan, dan sebagainya.

2. Konsep & Metode Pengukuran
Pahami dengan sunguh-sungguh konsep dan metode pengukuran atau pengambilan data yang akan dilakukan. Jenis poligon apa yang akan anda pakai, terbuka atau tertutup. Jika tertutup, apakah terikat sempurna atau terikat sebagian. Jika melakukan pengukuran sipat datar, metode apa yang akan dipakai, pergi pulang atau double stand, terbuka atau tertutup. Masih banyak lagi mengenai metode pengukuran yang bisa anda pelajari dan terutama: harus anda pahami!!
Pengalaman saya, masih banyak surveyor yang bahkan sudah bekerja bertahun-tahun bahkan tidak mengerti bagaimana caranya menutup poligon, tidak mengerti apa itu poligon terikat sempurna, tidak mengerti bagaimana syarat titik acuan (BM) yang diperbolehkan untuk dijadikan acuan, bahkan ada yang hanya mengambil data hanya dengan membaca benang tengah dari bacaan rambu. Sungguh luarrrrrr biasa, padahal sehari-hari mereka melakukan pekerjaan survey tapi tidak paham maksud dan konsep dari pekerjaan tersebut.
Pengambilan data ukur (terutama dengan alat teodolit dan waterpas) adalah pekerjaan yang gampang, sangat gampang malah. Anda hanya perlu mendirikan alat disuatu titik, lakukan centering point, setting alat, lakukan pengambilan data di titik belakang, depan, dan titik-titik lainnya, ukur tinggi patok, tinggi alat, dan selesai. Dalam setiap kesempatan pengukuran, saya selalu menyempatkan diri untuk mengajari anggota survey saya untuk melakukan hal itu dan sebagian besar dari mereka bisa melakukannya dengan baik. Kabar gembiranya, tidak perlu lulusan universitas untuk melakukan hal tersebut, karena sebagian besar anggota survey saya bahkan tidak lulus SMP.
Perbedaan antara anggota survey saya dengan kita adalah (tanpa bermaksud mendiskriminasikan pendidikan), sudah seharusnya kita memahami konsep-konsep dari apa yang kita kerjakan, bukan sekedar menjadi robot yang hanya mentaati perintah tanpa tau maksud dari perintah dan manfaat dari melakukan perintah tersebut.
Jadi tentukan pilihan anda, apakah anda ingin menjadi operator alat atau surveyor?

3. Sikap Kerja
Pada saat pengambilan data, sikap kerja yang baik sangat berpengaruh terhadap ketepatan data ukur yang kita ambil.
Lakukan briefing (pengarahan) di awal sebelum kerja dimulai untuk mengarahkan dan menjelaskan kepada anggota survey mengenai rencana kerja hari itu, langkah kerja, dan target yang ingin dicapai.
Lakukan pengarahan lagi (jika diperlukan) sebelum surveyor melakukan setting alat. Sebelum surveyor melakukan centering point alat, sebaiknya sudah harus ditentukan langkah kerja yang jelas, seperti tahapan pengambilan data, penentuan titik yang akan diambil, dan pengaturan (pembagian tugas) anggota survey. Jika ketiga hal tersebut telah ditentukan terlebih dahulu, surveyor akan lebih konsentrasi dalam hal pengambilan data sehingga kesalahan penulisan data dapat diminimalkan dan tidak lagi sibuk mengatur tenaga survey ataupun bingung menentukan titik mana yang akan diambil. Tentukan si A pegang rambu di patok belakang, si B pasang patok di depan dan mendirikan rambu ukur jika sudah pasang patok, si C rintis jalur di depan, dan sebagainya.
Fokus pada tahapan pengambilan data. Lakukan tahapan setting alat dengan cermat dan teliti. Lakukan tahapan pengambilan data dengan runut dan benar, misal: pengambilan bacaan biasa sudut horizontal titik belakang dan catat, baca bacaan rambu ukur titik belakang dan catat, baca sudut vertikal dan catat, pengambilan bacaan biasa sudut horizontal titik depan dan catat, baca bacaan rambu ukur titik depan dan catat, baca sudut vertikal dan catat, putar teropong ke posisi bacaan luar biasa, pengambilan bacaan luar biasa sudut horizontal titik depan dan catat, pengambilan bacaan luar biasa sudut horizontal titik belakang dan catat, ukur tinggi patok dan catat, ukur tinggi alat dan catat.
Dengan semakin canggihnya alat ukur teodolit, saat ini sudah tersedia teodolit dengan teknologi display digital sehingga user (surveyor) tidak perlu lagi membaca teropong nonius untuk melihat bacaan horizontal maupun vertikal. Alat teodolit semakin mudah digunakan dan Surveyor pun semakin dimudahkan dengan adanya teknologi tersebut. Namun tetap saja, kesalahan pengambilan data ukur tetap akan terjadi jika surveyor tidak fokus atau kurang konsentrasi dalam pengambilan data. Percayalah!!! Selama enam tahun pengalaman saya menjadi surveyor, sudah banyak surveyor yang bekerja sama dengan saya baik dari internal perusahaan maupun eksternal (konsultan, kontraktor, dsb), saya amati dan analisa bahwa menggunakan alat teodolit digital lebih besar berpotensi menimbulkan kesalahan pengukuran daripada menggunakan teodolit jadul (seperti T0, T2 Wild, dsb). Koq bisa? Jelas bisa!!! Karena pengambilan data ukur pada survey terestris khususnya dengan menggunakan teodolit, peran manusia sebagai operator alat masih sangat besar dalam proses pengambilan data berbeda dengan pengambilan data dengan menggunakan GPS ataupun Remote sensing. Padahal manusia adalah tempatnya salah dan dosa :) Karena kemudahan-kemudahan yang ada sang operator jadi "dimanjakan" dengan alat sehingga secara psikologis sang operator cenderung lengah (bahkan lupa) pada saat pengambilan data-data yang diperlukan. Contohnya: Pada teodolit digital, bacaan sudut vertikal akan langsung nampak di display begitu kita menggerakan teropong sehingga kita bisa langsung mencatatnya pada lembar data ukur. Tapi justru lebih banyak yang hanya melihat display tersebut (yang entah kenapa) malah lupa untuk mencatatnya di lembar data ukur. Berbeda dengan teodolit jadul, yang kita harus susah payah memicingkan mata untuk membaca nonius bacaan vertikal pada teropong untuk mendapatkan data vertikal (maupun horizontal) dan karena susah payah tersebut maka kita langsung buru-buru mencatat sebelum lupa karena kalau lupa kita harus susah payah lagi. Oleh karena menggunakan alat jadul dengan susah payah sehingga biasanya surveyor lebih konsentrasi dan fokus agar susah payahnya segera berakhir dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan konyol sehingga harus bersusahpayah lagi. Menurut pengalaman saya, biasanya data sudut vertikal dan bacaan horizontal luar biasa yang paling sering lupa ditulis oleh surveyor. Maka, apapun alat yang anda pakai tetaplah fokus, konsentrasi, dan disiplin pada saat pengukuran sehingga anda terhindar dari kesalahan yang menyebabkan anda mengukur ulang.

4. Lembar Data Ukur
Tulislah data pengukuran dengan tulisan yang jelas untuk memudahkan anda ataupun data proses officer pada saat olah data nantinya. Tulislah dengan huruf, angka, ataupun kata dengan jelas dan dapat dimengerti oleh orang lain, intinya: NULISNYA JANGAN ALAY!!! Bedakan antara angka 3 dan 8, bedakan antara angka 4 dan 9, bedakan antara angka 2 dan 5, angka-angka tersebut yang sering hampir mirip ditulis oleh surveyor sehingga data proses officer salah menginputnya dalam program olah data.
Jangan memanipulasi data pengukuran. Tulislah data apa adanya sesuai yang tertera pada display alat ataupun bacaan nonius alat. Jika memang yakin salah, coret saja data lama dengan satu garis tanpa perlu diurek-urek (terus terang saya ragu untuk menulis bahasa Indonesia dari istilah ini, tapi saya yakin anda tau maksud saya), apalagi di tipe-ex, haram hukumnya. Apapun data yang nampak pada alat, adalah data yang sesungguhnya, dan jika memang terjadi selisih (misalnya antara bacaan biasa dan luar biasa) maka data tersebut belum tentu salah. Anda bisa memilahnya nanti pada saat proses data, mungkin saja data yang anda coret tadi adalah data yang benar. Kecuali jika anda yakin bahwa data yang anda ambil adalah salah (misal, karena posisi alat tidak lagi center), maka sebaiknya lakukan pengambilan data ulang. Jika anda ragu-ragu mengenai data anda, juga lakukan pengambilan data ulang daripada anda harus mengukur ulang nantinya.
Peliharalah lembar data ukur anda melebihi gadget anda. Jaga kebersihan lembar data ukur agar tulisannya masih dapat dikenali, tidak tertutup noda, dan sebagainya. Sudah seharusnya anda memelihara lembar data ukur anda karena jerih payah anda dalam melakukan pengukuran topografi selama berbulan-bulan akan sia-sia jika lembar data hilang, sobek, rusak karena basah, dan sebagainya.
Tidak perlu juga anda menghiasi lembar data ukur dengan kaligrafi, gambar bunga-bunga, ataupun gambar Luna Maya karena jika anda punya waktu untuk melakukan itu berarti anda punya waktu untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat seperti menggambar sketsa lokasi pengukuran. Gambarlah sketsa lokasi titik pengukuran dengan sedetil-detilnya dan sejelas-jelasnya. Jika diperlukan, gambar profil penampang dari bentukan lahan dari titik tempat anda mengukur. Hal ini akan sangat bermanfaat nantinya pada saat proses data. Misal: dari data ukur di dapat beda tinggi antara titik A dan B adalah 1 meter padahal pada data ukur yang sama beda tinggi antara titik B dan A adalah 2 meter (bacaan dilakukan muka belakang), jika kita menggambar sketsa lokasi dengan detil dan jelas bahkan sampai dengan gambar penampangnya maka kita akan lebih mudah menentukan mana data yang akan di pakai, yang 1 meter atau yang 2 meter berdasarkan informasi dari sketsa yang kita gambar.
Perlu kita sadari bahwa belum tentu kita sendiri yang akan mengolah data pengukuran yang kita lakukan, bisa saja olah data dilakukan oleh orang lain atau staff khusus untuk keperluan oleh data. Mudahkanlah anda ataupun orang yang akan mengolah data anda dengan cara memperhatikan hal-hal di atas (menulis dengan jelas, lembar data ukur terawat dengan baik, sketsa lokasi titik pengukuran detil dan jelas). Saran saya, bantulah diri anda sendiri agar anda tidak kesulitan mengolah data yang anda tulis sendiri, lakukan pengambilan data dengan sebaik-baiknya agar anda tidak dipermalukan oleh si pengolah data. Setelah bertahun-tahun mengolah data orang lain, saya bahkan dapat mengetahui apa yang sesungguhnya surveyor lakukan pada saat melakukan pengukuran (pengambilan data) :D

5. Alat Survey
Kenali alat yang anda gunakan, bacalah buku panduan (manual book) dari alat anda, bukan hanya disimpan di laci meja kerja di kantor anda. Kenali spesifikasi dan karakteristik alat anda, seperti berapa ketelitian alat, sudut vertikal berupa heling atau zenith, arah putar piringan horizontalnya searah atau berlawanan jarum jam, berapa lama daya tahan baterainya, dan sebagainya. Hal ini sangat berguna dalam menentukan alat yang tepat untuk suatu pekerjaan pengukuran. Mengenali alat dengan baik juga sangat berguna pada saat proses pengukuran berlangsung, anda akan terhindar dari kehabisan baterai pada saat sedang asik mengambil data, atau hilangnya data pengukuran karena salah mencet tombol (pada Total Station).

Demikianlah beberapa hal yang dapat saya bagi berdasarkan pengalaman pribadi saya sebagai surveyor. Tanpa maksud menggurui, hanya bermaksud sebagai bahan renungan dan pembelajaran agar kita terhindar dari kesalahan atau bagi yang sudah melakukan kesalahan, cepat disadarkan dan kembali ke jalan yang benar. Jika terdapat kekeliruan dalam penulisan, bahasa yang sulit dimengerti, atau apapun itu, saya mohon maaf. Semoga artikel ini bisa jadi pembelajaran bersama, dan Semoga Bermanfaat...

Tulisan ini juga di posting di Blog Almamater saya http://pslnews.blogspot.com

Kamis, 05 April 2012

TIPS-TIPS MEMBELI PONSEL BLACKBERRY

Membeli handphone atau smartphone dapat dilakukan dengan mudah, asalkan punya dana yang cukup kita tinggal pergi ke toko atau konter HP, pilih merek yang kita cari, pilih modelnya, tanya ini itu, tawar menawar, bayar, dan selesai. Atau kita bisa beli secara online, pesen barangnya, tranfer uangnya, barang dikirim, dan kita tinggal duduk manis di rumah menunggu barang datang. Semuanya beres dengan mudah.

Blogging in Everywhere

Setelah berjuang, memutar otak dan memeras keringat agar bisa tetep eksis di dunia blogging walopun di tempat yang sinyalnya irit, akhirnya perjuangan saya membawa hasil gemilang...

Dimulai dari ide, memanfaatkan sumber daya yang ada untuk blogging dengan nyaman dan tentram ditengah segala keterbatasan, saya pun akhirnya menemukan aplikasi ini (BlogPost). Pertamanya saya berpikir gimana caranya bisa ngeblog tapi tanpa akses internet melalui modem karena amat sangat bikin setresss. Mulailah terpikir untuk membuka blogger.com melalui perangkat android saya dengan menggunakan browser opera mini karena aksesnya yang sangat cepat. Namun ternyata, browser tersebut sudah tidak di support lagi oleh Blogger sehingga blog tidak bisa ditampilkan secara sempurna. Setau saya, Blogger hanya mensupport browser Google Chrome, Internet Explorer, dan Firefox. Dari Blogger langsung diarahkan ke Google Chrome, langsung saya klik link donlodnya dan hasilnya: Sistem operasi anda tidak di dukung oleh Google Chrome. Browser tersebut belum support android :( hal yang cukup aneh buat saya...

Kemungkinan selanjutnya adalah mozilla firefox karena internet explorer jelas tidak mungkin. Browsing pun dimulai, dapat, donlod, dan install. Hasilnya, blog memang dapat dibuka dengan sukses tapi saya tidak merekomendasikan browser ini apalagi ditempat yang terpencil seperti di tempat saya yang sinyalnya harus ngecer, kecuali anda orang yang sabar dan berjiwa besar untuk rela dan ikhlas menunggu loading yang amit amit lama banggett.

Setelah proses googling selama berhari-hari, saya baru tau ternyata blogger ada yang untuk android. Buru-buru saya mencoba install dan ternyata sekali lagi saya harus menerima kegagalan :( , blogger for android tidak support untuk perangkat saya (Samsung Galaxy Tab P1000). Saya coba cari aplikasi lainnya, akhirnya saya menemukan kepuasan yang tiada tara di aplikasi BlogPost sehingga saya bisa blogging dengan lancar jaya tanpa harus menempuh ratusan kilometer untuk mendapatkan akses internet yang layak.

Saya bicara panjang lebar di atas intinya adalah:
Android + BlogPost + Sinyal paspasan = Blogging Lancar Jaya

Semoga kedepannya tetep lancar...

Selasa, 20 Maret 2012

Jenis-jenis Garansi Blackberry yang dijual di Indonesia



Sebelum anda membeli Blackberry, ada baiknya anda mencari tau terlebih dahulu mengenai jenis-jenis garansi Blackberry yang dijual di Indonesia. Blackberry yang dijual di Indonesia memiliki beberapa jenis garansi, antara lain: garansi resmi RIM (operator dan distributor), garansi distributor non RIM, dan garansi toko/penjual. Dari ketiga jenis garansi yang ditawarkan, tentunya masing-masing memiliki perbedaan ciri dan ketentuan yang berlaku. Semuanya akan dijelaskan dalam tulisan saya di bawah ini.

Istilah & Singkatan yang biasa digunakan dalam Forum di Internet


Sekedar mengingatkan aja bagi yang udah tau dan berbagi kepada yang belum tau. Terinspirasi dari permintaan seorang teman yang minta dibikinkan list ato daftar istilah-istilah yang biasa digunakan dalam forum-forum di dunia maya, baik itu forum milis, forum jual beli, atoupun forum-forum lainnya. Saya pun menyadari, walopun sekarang tahun 2012, tetapi tidak semua dari kita adalah peselancar kawakan di dunia maya. Akan tetap ada newcomers a.k.a newbie alias pendatang baru yang akan mengalami saat-saat pertamanya dengan sedikit bingung, seperti kita waktu pertama kali berkenalan dengan internet. Untuk mereka tulisan ini ditujukan, buat yang udah tau silahkan close aja, atau bisa juga ditambahkan jika dirasa kurang ( sebelumnya terima kasih atas niat baiknya jika mau nambahin :-) ). Bagi mereka yang belum tau, silahkan disimak...

Senin, 19 Maret 2012

Jumpa Lagi... - Celoteh tentang Sinyal, Hape, dan Blog

Halo...haloo...
Jumpa dan jumpa lagi masih bersama saya dalam waktu yang berbeda tapi tempatnya sama.
Wuuiiihh... udah lama ga nulis nih sejak bulan maret 2011 kalo ga salah inget.


Bukannya malas nulis tapi malas connect ke internetnya, secara di tempat saya koneksi internetnya mengandalkan modem GPRS sajah. Sinyal yang diberikan oleh provider tercemar ternama di Indonesia (yang warnanya merah) juga antara ada dan tiada, yang menurut peribahasa Mati mau, hidup pun segan. Jangankan internetan, sms aja pending. Kirim sekarang nyampenya stengah jam kemudian. Apalagi klo pake Berryberry, bbm-annya senen kemis, kirim hari senen nyampenya hari kemis. Temen-temen saya di Jawa yang pake Berryberry pada ngeluh bbm-nya lemod dan sebagainya, padahal di Jawa sana yang sinyalnya tumpah-tumpah aja masih lemod apalagi di sini yang sinyalnya beli eceran. Hadeeehhh....
Temen saya yang di Mamuju sangat mengerti sekali kondisi saya di sini, soalnya senasib... hahahahahahahaha (tertawa di atas penderitaan sendiri dan orang lain)